JAKARTA – Kekalahan pasukan Pangeran Diponegoro membawa dampak signifikan, termasuk kepada ayah Bupati Pacitan. Pasalnya Mas Jogokaryo yang sebelumnya menggantikan anaknya sebagai abdi Pangeran Diponegoro, akhirnya dibebaskan.
Namun, harus diakui selama menjadi abdi menggantikan anaknya yang ditahan, sosok Mas Jogokaryo begitu dihormati oleh Pangeran Diponegoro. Mas Jogokaryo dianggap seperti tumenggung di Pacitan, dihormati seperti halnya orangtua.
BACA JUGA:
Tempat duduknya sejajar dengan para bupati dan kerabat serta guru dalam perang. Dikutip dari “Kisah Brang Wetan : Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan”, terjemahan dari Karsono Hardjoseputro, di mana-mana Pangeran Diponegoro senantiasa bertempur.
Rangkaian kisahnya tak terceritakan. Ketika pada 1829 (seharusnya 28 Maret 1830) Pangeran Diponegoro kalah perang sehingga dibuang ke Manado. Pacitan lantas jatuh di bawah kekuasaan Surakarta. Adapun Kiai Mas Jogokaryo termasuk bagian dari pemberontak, tetapi atas kehendak Sri Baginda Pakubuwono VII bertahta 1830-1858 Mas Jogokaryo ditahan di Surakarta.
BACA JUGA:
Belum sampai setahun, Mas Jogokaryo memperoleh pengampunan Sri Baginda dan diizinkan pulang ke Pacitan karena bisa mengabdi dan selalu membuat senang hati Sri Baginda. Akhirnya, semua kesalahannya dimaafkan dan dianugerahi nama “Kiai Jimat”.
Baca Juga: AkzoNobel Decorative Paints Indonesia Gelar Mudik Gratis Bagi 500 Mitra Dulux Terpilih
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Artikel ini bersumber dari nasional.okezone.com.